Man of the Match Man City vs Leeds United: Phil Foden, Sang Penyelamat di Etihad Stadium

0 0
Read Time:3 Minute, 51 Second

Man City vs Leeds United, Manchester City kembali menunjukkan mental juara mereka setelah meraih kemenangan dramatis 3-2 atas Leeds United dalam lanjutan pekan ke-13 Premier League 2025/2026. Laga yang berlangsung di Etihad Stadium pada Sabtu (29/11/2025) malam WIB itu menghadirkan tensi tinggi sejak menit pertama, menghadirkan drama lima gol, dan akhirnya menjadikan Phil Foden sebagai pahlawan utama sekaligus Man of the Match.

Pertandingan ini memperlihatkan dua sisi berbeda dari Manchester City: satu sisi memperlihatkan dominasi penguasaan bola seperti biasa. Namun di sisi lain memperlihatkan rentannya lini pertahanan mereka ketika mendapat tekanan balik cepat dari Leeds United. Meski begitu, penampilan luar biasa Phil Foden membuat semua keraguan hilang, terutama ketika ia menjadi aktor utama dalam dua dari tiga gol kemenangan City.

Babak Pertama: Kejutan Kilat dari Phil Foden

Laga baru berjalan beberapa detik ketika Manchester City langsung mengguncang pertahanan Leeds United. Phil Foden membuka keunggulan tuan rumah pada menit pertama setelah menerima umpan matang dari Matheus Nunes. Gol cepat ini menegaskan kualitas City dalam memanfaatkan momen dan menunjukkan betapa efektifnya mereka membongkar tekanan sejak tendangan awal.

Foden tidak hanya mencetak gol, tetapi juga berperan sebagai pusat kreativitas di lini tengah. Ia kerap bergerak bebas, berpindah dari sisi kiri ke tengah, dan menciptakan banyak ruang bagi rekan-rekannya. Pergerakan dinamis ini membuat pertahanan Leeds cukup kewalahan, meski mereka sesekali mampu keluar dan melancarkan serangan balik berbahaya.

Leeds United yang tampil tanpa beban dan mencoba bermain terbuka sempat memberikan perlawanan bagus. Mereka tidak ragu menekan City sejak area tengah dan kerap mencuri bola untuk membangun serangan balik cepat. Dominic Calvert-Lewin bahkan sukses menyamakan kedudukan melalui skema serangan balik yang rapi.

Babak Kedua: Leeds Mengancam, City Tetap Dominan

Memasuki babak kedua, tempo pertandingan tidak menurun. Manchester City yang terbiasa menguasai bola mendominasi permainan dengan rataan 65–70 persen penguasaan. Namun, Leeds berulang kali membuktikan bahwa mereka bisa memanfaatkan celah di lini pertahanan City yang sering maju terlalu tinggi.

Lukas Nmecha kemudian menambah gol bagi Leeds, membuat pertandingan semakin menegangkan bagi para pendukung tuan rumah. Leeds sebenarnya sempat beberapa kali mengejutkan City lewat kombinasi cepat di lini depan, namun organisasi permainan Manchester City secara keseluruhan tetap terlihat lebih solid dalam penguasaan bola dan membangun serangan.

City akhirnya berhasil menambah gol melalui aksi salah satu pemain depan mereka yang memanfaatkan kemelut di depan gawang. Skor kembali imbang, namun intensitas laga tetap tinggi hingga menit-menit akhir.

Foden Menjadi Penentu Kemenangan di Menit Kritis

Ketika pertandingan seolah akan berakhir dengan skor imbang 2-2, Phil Foden kembali menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu pemain paling menentukan di skuad Pep Guardiola. Pada masa injury time, ketika tekanan dan ekspektasi begitu tinggi, Foden melepaskan tendangan terukur ke pojok gawang Leeds yang tak mampu dibendung kiper lawan.

Gol ini bukan hanya memastikan tiga poin bagi Manchester City, tetapi juga mempertegas peran Foden sebagai pemain yang mampu menentukan hasil pertandingan pada momen-momen krusial. Dalam usia 25 tahun, kedewasaan bermainnya terlihat jelas dari ketenangan, kecermatan, dan kemampuan memanfaatkan peluang di waktu yang tepat.

Stadion Etihad pun bergemuruh, dan kemenangan dramatis ini membuat City naik ke posisi kedua klasemen sementara Premier League dengan 25 poin dari 13 pertandingan. Sementara itu, Leeds United harus puas tertahan di zona merah dengan 11 poin.

Alasan Phil Foden Layak Menjadi Man of the Match

Premier League menobatkan Phil Foden sebagai Man of the Match dengan perolehan suara mencapai 71 persen dalam voting resmi. Angka tersebut mencerminkan dominasi Foden sepanjang laga dan kontribusinya yang begitu menentukan hasil akhir.

Beberapa catatan penting Foden dalam laga ini antara lain:

  • Mencetak dua gol, termasuk gol penentu kemenangan.
  • Bermain penuh selama 90 menit tanpa penurunan intensitas.
  • Empat kali melepaskan tembakan, dengan dua di antaranya berbuah gol.
  • Akurasi umpan 87 persen, dari 45 percobaan dan 39 di antaranya sukses.
  • Menciptakan satu peluang matang yang hampir berbuah gol.
  • Menjadi motor serangan yang menjaga ritme permainan City.

Statistik tersebut tidak hanya menunjukkan kreativitas Foden dalam menyerang, tetapi juga efektivitasnya sebagai gelandang serang yang bisa menjadi pembeda dalam situasi kritis. Kombinasi visi bermain, kemampuan dribel, dan penyelesaian akhirnya membuatnya tampil sangat menonjol.

Penutup

Man City vs Leeds United, Kemenangan dramatis atas Leeds United ini menjadi salah satu laga terbaik Manchester City di musim 2025/2026 sejauh ini. Selain memperbaiki posisi di klasemen, hasil ini juga menegaskan betapa pentingnya peran Phil Foden dalam struktur permainan City. Dengan performa seperti ini, Foden tidak hanya menjadi pemain terbaik di laga tersebut, tetapi juga menunjukkan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik di Premier League.

Manchester City kini kembali ke jalur yang tepat dalam persaingan gelar juara. Jika Foden dan rekan-rekannya bisa mempertahankan konsistensi, peluang City untuk merebut posisi puncak semakin terbuka lebar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Barcelona Anggap Haaland Sebagai Mimpi Mustahil, Julian Alvarez Jadi Target Utama

0 0
Read Time:1 Minute, 39 Second

Barcelona tengah menyiapkan strategi besar untuk lini depan mereka jelang berakhirnya kontrak Robert Lewandowski pada akhir musim. Klub Catalan mulai bergerak mencari penyerang berkualitas yang mampu menjadi tulang punggung serangan pada musim mendatang.

Salah satu nama yang selalu menjadi idaman fans dan manajemen adalah Erling Haaland. Namun, harapan untuk mendatangkan bomber asal Norwegia itu dianggap sebagai “mimpi mustahil”. Haaland baru saja memperpanjang kontraknya di Manchester City hingga tahun 2034, membuat peluang Barcelona merekrutnya semakin kecil.

Di tengah situasi itu, Julian Alvarez dari Atlético Madrid muncul sebagai opsi paling realistis dan utama.


Haaland Tetap Jadi Inspirasi, Tapi Transfer Hampir Mustahil

Menurut laporan Mundo Deportivo, Barcelona mengakui bahwa peluang merekrut Erling Haaland sangat tipis. Presiden Joan Laporta memang masih mengagumi kualitas Haaland, namun kontraknya yang panjang serta nilai transfer yang sangat tinggi menjadi penghalang terbesar.

Meskipun hubungan Laporta dengan agen Haaland, Rafaela Pimenta, tetap baik, hal tersebut tidak cukup untuk membuka peluang transfer. Blaugrana harus mengambil langkah realistis dan fokus pada target lain yang lebih memungkinkan.

Haaland tetap menjadi inspirasi bagi klub dan penggemar, namun Barcelona siap menerima kenyataan bahwa transfer ini hampir tak mungkin terjadi.


Julian Alvarez Jadi Target Utama Barcelona

Di antara berbagai opsi, Julian Alvarez disebut sebagai kandidat paling ideal untuk mengisi posisi yang akan ditinggalkan Lewandowski. Penyerang Atlético Madrid itu memiliki kualitas untuk menjadi solusi jangka panjang di lini depan.

Barcelona menilai Alvarez memiliki:

  • kemampuan mencetak gol yang konsisten
  • fleksibilitas bermain
  • potensi berkembang di masa depan
  • nilai transfer yang lebih terjangkau dibanding Haaland

Strategi ini memungkinkan Barcelona tetap kompetitif tanpa harus mengeluarkan biaya yang terlalu besar.


Daftar Kandidat Alternatif untuk Lini Depan Barcelona

Selain Alvarez, ada sejumlah nama lain yang masuk radar Blaugrana sebagai opsi cadangan:

  • Harry Kane (Bayern München)
  • Victor Osimhen (Galatasaray)
  • Serhou Guirassy (Borussia Dortmund)
  • Etta Eyong (Levante)

Opsi-opsi tersebut menawarkan fleksibilitas finansial dan variasi karakteristik yang dapat dipertimbangkan Barcelona sesuai kebutuhan tim.

Dengan daftar kandidat yang cukup luas, Barça memiliki rencana matang untuk menjaga lini depan tetap tajam dan kompetitif di musim mendatang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Man of the Match Sunderland vs Arsenal: Bukayo Saka Tampil Paling Menonjol

0 0
Read Time:3 Minute, 53 Second

Bukayo Saka kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu winger terbaik di Premier League. Dalam laga panas antara Sunderland vs Arsenal pada pekan ke-11 Premier League 2025/2026, pemain Timnas Inggris tersebut terpilih sebagai Man of the Match setelah tampil dominan di sisi kanan serangan The Gunners. Meski pertandingan berakhir imbang 2-2 dan Arsenal kehilangan kemenangan di masa injury time, kontribusi Saka tetap menjadi sorotan utama.

Pertandingan yang berlangsung di Stadium of Light, Minggu (9/11/2025) dini hari WIB itu menyajikan drama hingga menit akhir. Arsenal yang tampil percaya diri sempat tertinggal lebih dulu, namun berhasil membalikkan keadaan lewat gol Bukayo Saka dan Leandro Trossard. Sayangnya, keunggulan tersebut hilang setelah Sunderland mencetak gol penyeimbang di masa injury time melalui Brian Brobbey.

Hasil ini membuat Arsenal tetap berada di puncak klasemen dengan koleksi 26 poin, sementara Sunderland yang tampil impresif musim ini bertahan di posisi ketiga dengan 19 poin. Walau gagal membawa tiga poin penuh, performa individu Saka tidak bisa diabaikan—baik secara kontribusi ofensif maupun kedisiplinan saat bertahan.


Performa Gemilang Saka: Motor Serangan Arsenal

Sejak menit awal, Arsenal tampil agresif dan mengandalkan kecepatan dua wingers mereka, yakni Leandro Trossard di kiri dan Bukayo Saka di kanan. Namun, Saka tampil lebih eksplosif dengan sejumlah penetrasi yang memaksa pertahanan Sunderland bekerja keras.

Gol Pembalik Momentum

Saka di menit ke-54 menjadi turning point pertandingan. Gol tersebut berawal dari pergerakan Mikel Merino yang jeli melihat ruang kosong di antara dua bek Sunderland. Dengan umpan terukur, Merino mengirim bola ke arah Saka yang berlari masuk ke kotak penalti. Dengan ketenangan tinggi, Saka mengeksekusi bola ke sudut bawah gawang tanpa memberi peluang Robin Roefs untuk menyelamatkan.

Gol itu bukan hanya mengubah keadaan, tetapi juga mengangkat moral seluruh pemain Arsenal. Setelah gol tersebut, intensitas serangan The Gunners meningkat drastis dan membuat Sunderland kesulitan keluar dari tekanan.

Kontribusi dalam Build-up dan Transisi

Selain mencetak gol, Saka berperan besar dalam membangun permainan:

  • Menarik bek lawan keluar dari posisinya
  • Menciptakan overload di sisi kanan
  • Memberikan umpan-umpan progresif ke Merino dan Eze
  • Menghasilkan dua peluang emas yang hampir berbuah gol tambahan

Saat Arsenal kehilangan bola, Saka juga kembali dengan cepat untuk menutup ruang. Hal ini terlihat jelas di babak kedua ketika Sunderland mulai meningkatkan intensitas serangan. Mobilitas dan disiplin bertahan menjadi nilai tambah dalam performanya.


Statistik Saka: Data yang Mengonfirmasi Dominasinya

Menurut data yang dirilis FotMob, Saka mencatat performa komprehensif, baik dalam aspek ofensif maupun defensif. Berikut data lengkapnya:

  • Akurasi umpan: 90% (36 dari 40)
  • Gol: 1
  • xG: 0,52
  • xA: 0,31
  • Peluang tercipta: 2
  • Aksi bertahan: 12

Statistik ini menunjukkan bahwa Saka bukan hanya menjadi ancaman utama dalam serangan, tetapi juga pemain yang bekerja keras dalam fase bertahan. Kombinasi kontribusi di dua fase inilah yang membuatnya meraih suara tertinggi dalam voting Man of the Match di situs resmi Premier League dengan torehan 33 persen suara.


Jalannya Pertandingan: Duel Dua Tim Bertempo Tinggi

Pertandingan ini mempertemukan dua tim yang sedang tampil konsisten. Sunderland, meski berstatus tim promosi dalam beberapa musim terakhir, kini berkembang menjadi tim yang solid dan kompetitif di tangan Regis Le Bris.

Babak Pertama: Sunderland Unggul Lewat Intensitas Tinggi

Sunderland membuka laga dengan tekanan intens. Dengan formasi 5-4-1, mereka bermain kompak dalam bertahan namun cepat melakukan transisi saat menyerang. Arsenal sempat kesulitan menemukan ritme sampai akhirnya Sunderland mencetak gol pertama di pertengahan babak pertama.

Arsenal meningkatkan intensitas permainan menjelang turun minum tetapi belum bisa membongkar pertahanan Sunderland yang rapat.

Babak Kedua: Arsenal Balikkan Kedudukan, Sunderland Balas di Akhir

Arsenal tampil lebih agresif di babak kedua, dan kombinasi Merino–Saka berhasil menyamakan skor. Tidak lama berselang, Trossard mencetak gol kedua yang membawa Arsenal berbalik unggul.

Namun drama terjadi di injury time. Kehilangan konsentrasi di lini belakang membuat Sunderland berhasil mencetak gol penyama kedudukan melalui Brian Brobbey. David Raya tak mampu menghentikan sontekan jarak dekat tersebut.

Hasil akhir 2-2 menjadi cerminan pertandingan yang penuh taktik, intensitas tinggi, dan determinasi dari kedua tim.


Susunan Pemain

Sunderland (5-4-1)

Robin Roefs; Trai Hume, Nordi Mukiele, Dan Ballard, Lutsharel Geertruida, Reinildo Mandava; Enzo Le Fee, Noah Sadiki, Granit Xhaka, Bertrand Traore; Wilson Isidor.
Pelatih: Regis Le Bris

Arsenal (4-3-3)

David Raya; Riccardo Calafiori, Gabriel, William Saliba, Jurrien Timber; Eberechi Eze, Martin Zubimendi, Declan Rice; Leandro Trossard, Mikel Merino, Bukayo Saka.
Pelatih: Mikel Arteta


Kesimpulan

Meski Arsenal gagal meraih kemenangan di detik-detik akhir, performa individu Bukayo Saka tetap menjadi highlight utama laga ini. Dengan kontribusi gol, kreativitas tanpa henti, serta disiplin bertahan, Saka bukan hanya berperan sebagai winger cepat, tetapi juga sebagai komponen vital dalam struktur permainan Mikel Arteta.

Dengan performa seperti ini, tidak mengherankan jika publik dan situs resmi Premier League menjadikannya Man of the Match.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Hasil Sunderland vs Arsenal: Gol di Menit Akhir Bikin The Gunners Gigit Jari

0 0
Read Time:3 Minute, 39 Second

Laga antara Sunderland vs Arsenal pada pekan ke-11 Premier League 2025/2026 berlangsung dramatis dan penuh ketegangan. Pertandingan yang digelar di Stadium of Light pada Minggu (9/11/2025) dini hari WIB ini berakhir dengan skor 2-2, setelah Sunderland mencetak gol penyama kedudukan di detik-detik terakhir pertandingan.

Arsenal sebenarnya berada di atas angin setelah mampu membalikkan keadaan melalui gol Bukayo Saka dan Leandro Trossard. Namun konsentrasi yang menurun di masa injury time membuat kemenangan mereka buyar. Hasil ini menjadi pukulan bagi The Gunners, yang sudah menguasai jalannya laga dan terlihat siap mengamankan tiga poin penuh.

Meski demikian, satu poin tetap membuat Arsenal berada di puncak klasemen Premier League dengan koleksi 26 poin dari 11 pertandingan. Sementara itu, Sunderland kembali menunjukkan bahwa mereka bukan tim kejutan biasa. Dengan mengumpulkan 19 poin, The Black Cats kini nyaman berada di posisi ketiga klasemen, menegaskan performa impresif mereka sepanjang musim.


Babak Pertama: Arsenal Dominan, Sunderland Efektif

Sejak peluit kick-off dibunyikan, Arsenal langsung mengambil inisiatif serangan. Penguasaan bola mereka mendominasi, bahkan mencapai 65% sepanjang laga, sebuah indikasi jelas bahwa tim asuhan Mikel Arteta datang dengan misi menguasai jalannya pertandingan.

Arsenal memiliki sejumlah peluang berbahaya di babak pertama. Declan Rice hampir membuka skor pada menit ke-15 lewat eksekusi tendangan bebas akurat, tetapi kiper Sunderland, Robin Roefs, tampil sigap dengan penyelamatan gemilang. Tak lama berselang, Eberechi Eze mendapatkan peluang emas, tetapi finishing-nya masih belum menemui sasaran.

Di tengah dominasi Arsenal, Sunderland menunjukkan kedisiplinan dan kecerdikan dalam bertahan. Mereka mengandalkan formasi 5-4-1 yang membuat area pertahanan mereka sulit ditembus. Kesabaran mereka terbayar di menit ke-36. Lewat serangan balik terstruktur, bola mengarah kepada Daniel Ballard yang melepaskan tembakan jarak menengah. Bola meluncur keras ke sisi kanan gawang David Raya, membuat Sunderland unggul 1-0 sekaligus memecah kebuntuan.

Gol tersebut memicu sorak riuh dari suporter tuan rumah yang memenuhi Stadium of Light. Arsenal mencoba merespons dan memperoleh peluang melalui William Saliba menjelang turun minum. Sayangnya, tendangan jarak dekat sang bek justru melambung tinggi dan membuat The Gunners gagal menyamakan kedudukan hingga babak pertama berakhir.


Babak Kedua: Arsenal Bangkit, Sunderland Tak Menyerah

Memasuki babak kedua, Arsenal tampil jauh lebih agresif dan meningkatkan tempo permainan. Martin Zubimendi membuka ancaman lewat tendangan langsung ke arah gawang, tetapi Roefs lagi-lagi tampil kokoh.

Tekanan intens Arsenal akhirnya berbuah hasil pada menit ke-54. Kerja sama kombinatif antara Mikel Merino dan Bukayo Saka berhasil mengoyak sisi pertahanan Sunderland. Saka yang menerima bola di kotak penalti dengan tenang menempatkan bola ke pojok kanan bawah. Skor pun berubah menjadi 1-1.

Gol tersebut membuat momentum bergeser ke kubu Arsenal. The Gunners semakin percaya diri dan terus menekan pertahanan Sunderland. Pada menit ke-74, kebuntuan mereka pecah kembali. Kali ini giliran Leandro Trossard yang mencatatkan namanya di papan skor melalui tembakan keras dari luar kotak penalti. Bola melengkung dan tak mampu dijangkau Robin Roefs, membuat Arsenal berbalik unggul 2-1.

Setelah unggul, Arsenal tampak berusaha mengontrol tempo, tetapi situasi itu justru membuat mereka kehilangan agresivitas. Sunderland yang butuh poin mulai meningkatkan pressing dan mencoba mencari peluang lewat bola-bola direct dan serangan cepat di sisi sayap.


Gol Penyeimbang Sunderland: Drama di Masa Injury Time

Pertandingan tampak akan berakhir dengan kemenangan Arsenal, tetapi Sunderland tidak menyerah. Tekanan mereka akhirnya berbuah pada menit ke-94 melalui Brian Brobbey, yang memanfaatkan kelengahan lini belakang Arsenal. Brobbey dengan tenang menaklukkan David Raya dalam situasi satu lawan satu.

Gol tersebut sempat ditinjau oleh VAR untuk memastikan tidak ada pelanggaran ataupun offside. Setelah beberapa saat, VAR menyatakan gol sah dan skor pun berubah menjadi 2-2. Stadium of Light meledak dalam kegembiraan, sedangkan para pemain Arsenal terlihat terpukul karena kehilangan tiga poin di detik-detik akhir.


Statistik Pertandingan Sunderland vs Arsenal

  • Tembakan: 6 – 17
  • Tembakan tepat sasaran: 2 – 7
  • Penguasaan bola: 35% – 65%
  • Pelanggaran: 13 – 13
  • Kartu kuning: 2 – 1
  • Kartu merah: 0 – 0
  • Offside: 2 – 0
  • Tendangan sudut: 2 – 2

Statistik memperlihatkan dominasi Arsenal, tetapi Sunderland jauh lebih efisien dalam mengonversi peluang. Organisasi pertahanan yang solid serta efektivitas transisi menjadi kunci hasil imbang ini.


Susunan Pemain

Sunderland (5-4-1)

Robin Roefs; Trai Hume, Nordi Mukiele, Dan Ballard, Lutsharel Geertruida, Reinildo Mandava; Enzo Le Fée, Noah Sadiki, Granit Xhaka, Bertrand Traoré; Wilson Isidor.
Pelatih: Régis Le Bris

Arsenal (4-3-3)

David Raya; Riccardo Calafiori, Gabriel, William Saliba, Jurriën Timber; Eberechi Eze, Martin Zubimendi, Declan Rice; Leandro Trossard, Mikel Merino, Bukayo Saka.
Pelatih: Mikel Arteta

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Hasil Arsenal vs Brighton: Meriam London Booking Satu Tempat di Perempat Final Carabao Cup

0 0
Read Time:3 Minute, 54 Second

Arsenal vs Brighton, Arsenal berhasil memastikan satu tempat di babak perempat final Carabao Cup 2025/2026 setelah mengalahkan Brighton & Hove Albion dengan skor meyakinkan 2-0. Laga yang berlangsung di Emirates Stadium, London, itu menampilkan performa solid dari pasukan Mikel Arteta, terutama di babak kedua ketika dua gol kemenangan berhasil mereka cetak.

Dua pemain muda menjadi pembeda di pertandingan ini. Ethan Nwaneri membuka keunggulan Arsenal lewat golnya di menit ke-63, sementara Bukayo Saka memastikan kemenangan dengan gol kedua pada menit ke-75.

Hasil ini membuat The Gunners berhak melangkah ke perempat final dengan penuh percaya diri, sementara perjalanan Brighton harus terhenti di babak 16 besar turnamen bergengsi ini.


Babak Pertama: Brighton Tekan, Arsenal Bertahan Disiplin

Sejak awal laga, duel antara Arsenal dan Brighton sudah berlangsung dengan tempo tinggi. Mikel Arteta dan pelatih Brighton, Fabian Huerzler, sama-sama menurunkan kombinasi antara pemain muda dan beberapa pemain utama untuk menjaga keseimbangan antara rotasi dan kualitas permainan.

Menariknya, Brighton tampil lebih agresif di babak pertama meskipun bermain sebagai tim tamu. The Seagulls memegang inisiatif serangan dan menekan lini pertahanan Arsenal dengan pressing tinggi.

Beberapa peluang sempat mereka ciptakan melalui Rutter dan Kostoulas, namun penjaga gawang Arsenal, Kepa Arrizabalaga, tampil sigap menepis ancaman.

Di sisi lain, Arsenal sempat kesulitan mengembangkan permainan di 20 menit awal. Lini tengah yang diisi Norgaard, Merino, dan Eze masih mencari ritme permainan. Namun seiring berjalannya waktu, The Gunners mulai bangkit dan mengimbangi tempo permainan tim tamu.

Arsenal menciptakan peluang terbaik melalui Dowman yang melakukan tembakan jarak jauh, namun masih bisa diamankan oleh kiper Brighton, Jason Steele.

Hingga babak pertama berakhir, kedua tim saling berbalas serangan, namun skor tetap 0-0 tanpa gol tercipta.


Babak Kedua: Nwaneri dan Saka Jadi Pembeda

Memasuki babak kedua, Arsenal tampil lebih hidup dan dominan. Perubahan instruksi dari Arteta terlihat jelas: mereka lebih berani menekan dan bermain lebih cepat dalam membangun serangan.

Tekanan tinggi itu akhirnya membuahkan hasil di menit ke-63. Pemain muda berbakat Ethan Nwaneri berhasil memecah kebuntuan setelah memanfaatkan umpan pendek dari Lewis-Skelly. Dengan ketenangan luar biasa, Nwaneri melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu dijangkau Steele. Arsenal unggul 1-0.

Gol tersebut memicu semangat tuan rumah untuk terus menyerang. Brighton mencoba merespons dengan meningkatkan intensitas permainan, namun justru membuat lini belakang mereka terbuka.

Pada menit ke-75, Bukayo Saka menggandakan keunggulan. Bermula dari tembakan Harriman-Annous yang ditepis oleh kiper, bola muntah langsung disambar Saka dengan tembakan melengkung yang indah. Bola bersarang ke pojok gawang dan membuat Emirates Stadium bergemuruh.

Setelah unggul dua gol, Arsenal tampil lebih tenang. Brighton mencoba membalas lewat kombinasi De Cuyper dan Tzimas, namun upaya mereka masih bisa dipatahkan oleh lini belakang The Gunners yang dipimpin oleh Ben White dan Hincapie.

Hingga peluit panjang dibunyikan, skor tetap 2-0 untuk kemenangan Arsenal. Hasil ini sekaligus memperpanjang tren positif mereka di berbagai kompetisi musim ini.


Performa Gemilang Pemain Muda Arsenal

Salah satu sorotan utama di laga ini adalah performa luar biasa dari Ethan Nwaneri. Pemain berusia 17 tahun itu tampil percaya diri, tidak hanya mencetak gol pembuka tetapi juga menjadi motor serangan dari lini tengah.

Selain Nwaneri, Lewis-Skelly juga tampil solid dengan kontribusi assist dan kontrol permainan yang matang. Keduanya menunjukkan bahwa proyek regenerasi yang dibangun Arteta berjalan sangat baik.

Sementara itu, Bukayo Saka kembali menunjukkan kelasnya sebagai pemain kunci. Meski sempat diistirahatkan di awal laga, kehadirannya di babak kedua langsung memberikan dampak nyata.


Statistik Pertandingan: Arsenal vs Brighton

Statistik Arsenal Brighton
Gol 2 0
Total Tembakan 13 17
Tembakan Tepat Sasaran 5 6
Penguasaan Bola 51% 49%
Pelanggaran 8 10
Offside 4 3

Statistik menunjukkan pertandingan berlangsung seimbang. Brighton unggul dalam jumlah tembakan, namun efektivitas Arsenal jauh lebih baik. Pertahanan yang disiplin dan finishing yang tajam menjadi kunci kemenangan tuan rumah.


Susunan Pemain Kedua Tim

Arsenal (4-3-3):
Kepa; Lewis-Skelly, Hincapie, Mosquera, White; Norgaard, Merino, Eze; Nwaneri, Dowman, Harriman-Annous
Pelatih: Mikel Arteta

Brighton (3-4-2-1):
Steele; Boscagli, Coppola, van Hecke; De Cuyper, Gomez, Baleba, Kadioglu; Rutter, Kostoulas; Tzimas
Pelatih: Fabian Huerzler


Arsenal Kembali di Jalur Juara

Kemenangan ini bukan hanya tiket ke perempat final, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa Arsenal kembali konsisten di semua ajang. Arteta berhasil menjaga keseimbangan antara rotasi pemain dan performa tim utama.

Dengan kombinasi pemain muda yang haus pengalaman dan pemain senior yang berpengalaman, Arsenal tampak siap melangkah lebih jauh di Carabao Cup 2025/2026.

Fans The Gunners tentu berharap momentum ini bisa berlanjut di kompetisi lainnya, termasuk Premier League dan Liga Champions, di mana Arsenal juga masih bersaing di papan atas.


Kesimpulan:
Arsenal vs Brighton, Arsenal tampil efektif dan disiplin untuk menyingkirkan Brighton dengan skor 2-0 di Emirates Stadium. Gol dari Ethan Nwaneri dan Bukayo Saka memastikan langkah The Gunners ke babak perempat final Carabao Cup. Kemenangan ini menegaskan kekuatan kedalaman skuad Mikel Arteta serta potensi besar generasi muda Arsenal di masa depan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Lamine Yamal Panaskan El Clasico: Sebut Real Madrid Sebagai Maling!

0 0
Read Time:2 Minute, 15 Second

Lamine Yamal Panaskan El Clasico dengan Komentar Pedas

Barcelona kembali mencuri perhatian jelang laga panas El Clasico melawan Real Madrid akhir pekan ini. Bukan karena taktik atau kondisi pemain, melainkan karena komentar pedas Lamine Yamal yang membuat situasi semakin panas dan penuh kontroversi.

Pemain berusia 18 tahun itu secara terbuka menyebut Real Madrid sebagai tim yang “mencuri dan mengeluh.” Komentar ini sontak menyulut perdebatan di kalangan fans dan media Spanyol hanya beberapa hari sebelum Barcelona bertandang ke Santiago Bernabéu, pada Minggu (26/10) malam WIB.

Dengan tensi rivalitas antara kedua klub yang memang sudah tinggi, ucapan Yamal itu seperti menyiram bensin ke api rivalitas abadi El Clasico.


Olok-Olok Lamine Yamal untuk Real Madrid

Dalam wawancara yang tayang di kanal YouTube Kings League, Lamine Yamal menuduh Real Madrid “mencuri dan mengeluh”. Ucapan ini dianggap sebagai sindiran terhadap rekor buruk Los Blancos dalam beberapa pertemuan terakhir melawan Barcelona.

Ketika ditanya tentang kontroversi wasit yang sempat membuat Presiden Barcelona, Joan Laporta, menyinggung adanya “pihak ketiga” yang ikut campur di La Liga, Yamal menjawab dengan nada sinis:

“Ya, mereka mencuri, mereka mengeluh, mereka melakukan berbagai hal.”

Ketika diminta klarifikasi, Yamal hanya menimpali dengan senyum dan berkata, “Sial, lihat saja.”
Komentar itu pun viral di media sosial dan memicu reaksi keras dari para pendukung Real Madrid.


Ronald Araujo Pasang Badan untuk Lamine Yamal

Di tengah sorotan publik dan kontroversi yang memanas, bek tangguh Ronald Araujo tampil memberikan pembelaan terhadap rekan mudanya tersebut. Dalam wawancara bersama Movistar+, Araujo menegaskan bahwa Yamal tetap profesional dan fokus berlatih.

“Lamine Yamal sangat profesional. Dia berlatih dengan baik, dan apa yang dia lakukan dalam pertandingan, dia juga lakukan dalam latihan. Dia berlari, dia mencetak gol,” ujar Araujo.

Pemain asal Uruguay itu juga menilai publik terlalu berlebihan dalam menyoroti kehidupan pribadi sang wonderkid.

“Ada banyak perdebatan di luar lapangan, tetapi yang terpenting adalah apa yang dia lakukan di lapangan. Dia masih muda dan menghadapi banyak tekanan karena dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia,” tegas Araujo.


Rivalitas Abadi yang Tak Pernah Padam

El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona selalu menjadi panggung penuh emosi, gengsi, dan sejarah panjang persaingan dua kekuatan terbesar di sepak bola Spanyol.

Pernyataan Lamine Yamal menambah bumbu panas jelang laga yang selalu ditunggu oleh jutaan penggemar di seluruh dunia. Terlepas dari kontroversi yang ada, El Clasico kali ini diyakini akan menghadirkan pertandingan penuh tensi tinggi dan aksi spektakuler di atas lapangan.


Kesimpulan

Lamine Yamal kembali membuktikan bahwa dirinya bukan hanya pemain muda berbakat, tetapi juga sosok yang berani bersuara. Namun, komentarnya yang tajam menjelang El Clasico membuat atmosfer pertandingan semakin panas.

Kini, semua mata tertuju ke Santiago Bernabéu — apakah Yamal mampu membuktikan kata-katanya di lapangan, atau justru komentar itu akan menjadi bumerang bagi Barcelona?

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Skor Barcelona vs Olympiakos 6-1: Marcus Rashford yang Terlahir Kembali Bersama Blaugrana

0 0
Read Time:4 Minute, 38 Second

Barcelona vs Olympiakos, Barcelona kembali menunjukkan superioritasnya di panggung Eropa. Pada laga ketiga fase grup Liga Champions 2025/2026, tim asuhan Hansi Flick tampil luar biasa dengan kemenangan telak 6-1 atas Olympiakos, Selasa (21/10/2025) malam WIB di Estadi Olímpic Lluis Companys.
Namun, sorotan utama tidak lain tertuju kepada Marcus Rashford, pemain pinjaman dari Manchester United yang tampil luar biasa dengan mencetak dua gol dan berperan besar dalam pesta gol Barcelona.

Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin bagi Blaugrana, melainkan simbol dari kelahiran kembali Rashford—seorang pemain yang sempat tersesat di Old Trafford namun kini kembali menemukan kebahagiaannya di Catalunya.


Ketajaman Marcus Rashford di Liga Champions

Barcelona vs Olympiakos, Marcus Rashford seolah menikmati setiap menit di bawah arahan Hansi Flick. Penyerang asal Inggris tersebut mencetak brace (dua gol) ke gawang Olympiakos, yang sekaligus menjadi brace keduanya di Liga Champions musim ini.

Sebelumnya, Rashford juga tampil tajam saat Barcelona mengalahkan Newcastle, di mana ia turut mencetak dua gol dan satu assist. Dengan tambahan kontribusi di laga ini, Rashford kini memuncaki daftar pemain dengan keterlibatan gol terbanyak (5) di kompetisi elit Eropa musim 2025/2026.

“Senang bisa mencetak dua gol, dan Fermin dengan hat-tricknya, ini adalah performa yang luar biasa dari tim,” ujar Rashford melalui kanal resmi Barcelona.
“Kami puas dengan hasil ini dan akan terus berjuang di pertandingan berikutnya,” tambahnya penuh percaya diri.

Statistik impresif tersebut menunjukkan bahwa Rashford bukan hanya sekadar pemain pinjaman, tetapi sosok yang menjadi motor serangan baru bagi Blaugrana.


Target Pribadi Rashford yang Ambisius

Rashford tidak hanya kembali menemukan ketajamannya dalam mencetak gol, tetapi juga menunjukkan perubahan besar dalam mentalitasnya. Menurut laporan media Spanyol, sang pemain kini menargetkan untuk menjadi kreator utama Barcelona dengan ambisi mencatat 30 hingga 40 assist sepanjang musim.

Target ini tergolong sangat tinggi, mengingat dalam tiga musim terakhir bersama Manchester United, Rashford hanya mencatat total 27 assist.
Namun, di bawah sistem permainan Hansi Flick yang menekankan kombinasi cepat dan serangan sayap dinamis. Rashford tampak semakin matang dalam membaca permainan dan menciptakan peluang.

Perubahan mindset ini menjadi indikasi bahwa Rashford kini lebih dewasa secara mental dan profesional. Ia tidak lagi hanya mengandalkan kecepatan dan naluri mencetak gol, tetapi juga menjadi pemain yang lebih komplet di lini depan Barcelona.


Menemukan Kembali Kehidupan di Catalunya

Performa luar biasa Rashford di Spanyol menjadi bukti bahwa perubahan lingkungan bisa membangkitkan kembali karier seorang pemain. Di Barcelona, ia tampak lebih rileks, fokus, dan menikmati sepak bola yang ia mainkan.

Sebelumnya, karier Rashford di Manchester United sempat mengalami penurunan drastis. Ia gagal beradaptasi dengan gaya bermain manajer baru, Ruben Amorim, serta kerap menjadi sasaran kritik karena inkonsistensi performa.
Rashford pun sempat mengungkapkan bahwa “lingkungan yang tidak stabil” di Old Trafford membuatnya sulit berkembang secara maksimal.

Kepindahannya ke Barcelona menjadi titik balik. Dengan dukungan pelatih yang percaya pada kemampuannya dan atmosfer sepak bola yang lebih positif, Rashford kini terlihat lebih bahagia dan produktif.
Bahkan, para penggemar Blaugrana mulai menyebutnya sebagai “The New Henry” karena gaya bermainnya yang eksplosif dari sisi kiri.


Kritik Tajam dari Roy Keane

Meski kini bersinar di Spanyol, Rashford tidak lepas dari kritik pedas dari legenda Manchester United, Roy Keane. Eks kapten Setan Merah itu menilai Rashford merupakan bagian dari masalah besar yang dialami klub lamanya.

Menurut Keane, Rashford seharusnya menjadi sosok yang memberikan contoh bagi pemain muda United. Namun, yang terlihat justru sebaliknya: performa yang tidak konsisten dan sikap yang kerap mengecewakan.

“Sebagai pemain senior, dia seharusnya menetapkan standar dan menunjukkan seperti apa rasanya menjadi pemain Manchester United,” tegas Keane.
“Namun itu tidak terlihat. Sekarang dia punya kesempatan baru di Spanyol dan bersama tim nasional Inggris, semoga dia bisa membuktikan diri.”

Ucapan Keane ini seolah menjadi cambuk bagi Rashford untuk terus berkembang. Dan melihat performanya di Barcelona sejauh ini, tampaknya Rashford benar-benar menjawab kritik tersebut dengan kerja keras dan performa nyata di lapangan.


Masalah Bahasa Tubuh yang Jadi Sorotan

Salah satu hal yang paling sering disorot oleh publik terhadap Rashford adalah bahasa tubuhnya di lapangan. Ia kerap tertangkap kamera terlihat kurang bersemangat, enggan menekan lawan, atau lambat dalam membantu pertahanan.

Roy Keane pun menyoroti hal ini dengan cukup tajam.

“Tidak ada yang meragukan bakat Rashford. Tapi yang membuat fans frustrasi adalah bahasa tubuhnya — terkadang terlihat malas, tidak berlari kembali, atau tidak melakukan pressing dengan benar,” ungkapnya.

Namun, di Barcelona, masalah itu nyaris tidak terlihat. Rashford tampak jauh lebih aktif, agresif dalam pressing, dan berperan besar dalam sistem transisi cepat yang diterapkan Hansi Flick.
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan yang tepat mampu memunculkan sisi terbaik seorang pemain.


Menuju El Clasico: Ujian Sejati Rashford

Setelah tampil gemilang di Liga Champions, Rashford kini dihadapkan pada tantangan yang lebih besar: El Clasico. Akhir pekan nanti, Barcelona akan bertandang ke Santiago Bernabeu untuk menghadapi Real Madrid — laga yang akan menjadi debut El Clasico bagi Rashford.

Pertandingan tersebut akan menjadi panggung pembuktian sejati bagi pemain berusia 27 tahun itu. Apabila ia mampu tampil menonjol di laga terbesar dunia sepak bola Spanyol ini, maka kebangkitannya akan terasa semakin lengkap.

Rashford tidak hanya punya kesempatan untuk menegaskan statusnya sebagai bintang baru Barcelona, tetapi juga untuk membuktikan kepada publik Inggris dan fans Manchester United bahwa ia belum habis.


Kesimpulan

Barcelona vs Olympiakos, kemenangan Barcelona atas Olympiakos bukan hanya pesta gol, tetapi juga simbol kebangkitan Marcus Rashford.
Dari pemain yang kehilangan arah di Old Trafford, kini ia menjelma menjadi sosok vital di skuad Blaugrana. Dengan semangat baru, target ambisius, dan dukungan penuh dari Hansi Flick, Rashford tampaknya siap menulis babak baru dalam kariernya.

Jika performa ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Barcelona akan mempermanenkan jasanya — dan Rashford akan benar-benar “lahir kembali” sebagai bintang besar di tanah Catalunya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Mengapa Lamine Yamal Tidak Masuk Nominasi Golden Boy 2025?

0 0
Read Time:2 Minute, 2 Second

Daftar nominasi Golden Boy 2025 telah resmi diumumkan pada Rabu lalu. Namun, satu nama besar yang mencuri perhatian justru tidak muncul dalam daftar tersebut: Lamine Yamal. Bintang muda Barcelona ini absen dari nominasi meskipun dianggap sebagai salah satu pesepakbola terbaik dunia saat ini.

Yamal baru berusia 18 tahun pada musim panas lalu, namun sudah finis di posisi kedua dalam pemilihan Ballon d’Or 2025, sebuah pencapaian luar biasa bagi pemain seumurannya. Banyak pihak menilai ia layak menjadi pemenang.

Meski demikian, namanya tidak muncul dalam daftar kandidat Golden Boy terbaru. Ternyata, Golden Boy memiliki aturan yang sangat jelas dan tegas.


Aturan “Satu Kali Menang” Golden Boy

Golden Boy adalah penghargaan yang diselenggarakan oleh media Italia, Tuttosport, dan dinilai oleh jurnalis dari berbagai media besar Eropa. Syarat utama pemain yang bisa masuk nominasi adalah:

  • Berusia di bawah 21 tahun
  • Bermain di kompetisi kasta tertinggi Eropa

Namun, ada satu aturan penting yang sering terlupakan: setiap pemain hanya bisa memenangkan Golden Boy satu kali dalam kariernya. Yamal, yang telah memenangkan penghargaan pada 2024, otomatis tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk nominasi tahun ini.

Aturan ini dibuat untuk memastikan penghargaan tidak didominasi satu pemain saja. Meski menimbulkan perdebatan, sebagian pihak menilai sistem ini adil karena memberi kesempatan bagi talenta muda lain untuk mendapatkan pengakuan.


Kopa Trophy: Panggung Baru Yamal

Meski tidak bisa bersaing di ajang Golden Boy, Yamal masih memiliki panggung lain untuk menegaskan dominasinya. Ia baru saja memenangkan Kopa Trophy, versi penghargaan pemain muda di bawah payung Ballon d’Or, dua kali berturut-turut pada 2024 dan 2025.

Berbeda dengan Golden Boy, Kopa Trophy tidak membatasi pemenangnya hanya satu kali. Dengan demikian, Yamal masih berpeluang menambah koleksi trofi tersebut selama beberapa tahun ke depan.

Dengan usia yang baru akan melewati batas 21 tahun setelah musim 2027/2028, Yamal secara teori bisa mengoleksi hingga lima Kopa Trophy, menorehkan sejarah sebagai pemain muda paling dominan di generasinya.


Daftar Lengkap Nominasi Golden Boy 2025

  1. Jobe Bellingham (Borussia Dortmund)
  2. Rodrigo Mora (Porto)
  3. Giovanni Leoni (Liverpool)
  4. Francesco Pio Esposito (Inter Milan)
  5. Aleksandar Stankovic (Club Brugge)
  6. Pau Cubarsi (Barcelona)
  7. Desire Doue (PSG)
  8. Dean Huijsen (Real Madrid)
  9. Kenan Yildiz (Juventus)
  10. Myles Lewis-Skelly (Arsenal)
  11. Warren Zaire-Emery (PSG)
  12. Arda Guler (Real Madrid)
  13. Franco Mastantuono (Real Madrid)
  14. Ethan Nwaneri (Arsenal)
  15. Jorrel Hato (Chelsea)
  16. Geovany Quenda (Sporting)
  17. Estevao (Chelsea)
  18. Leny Yoro (Manchester United)
  19. Senny Mayulu (PSG)
  20. Nico O’Reilly (Manchester City)
  21. Eliesse Ben Seghir (Bayer Leverkusen)
  22. Victor Froholdt (Porto)
  23. Lucas Bergvall (Tottenham)
  24. Archie Gray (Tottenham)
  25. Mamadou Sarr (Strasbourg)
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Daftar Lengkap Nominasi Golden Boy 2025: Desire Doue Jadi Unggulan Utama

0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

Ajang penghargaan Golden Boy 2025 resmi merilis daftar 25 pemain muda terbaik Eropa. Penghargaan bergengsi ini menyoroti pesepak bola berusia di bawah 21 tahun yang tampil menonjol di liga-liga top Eropa sepanjang tahun kalender.

Golden Boy pertama kali diperkenalkan oleh media Italia, Tuttosport, pada tahun 2003. Sejak itu, penghargaan ini menjadi barometer lahirnya bintang-bintang masa depan sepak bola dunia, mulai dari Lionel Messi, Wayne Rooney, Kylian Mbappe, Erling Haaland, Jude Bellingham, hingga Lamine Yamal, peraih edisi terakhir.

Menariknya, Lamine Yamal, yang kini berusia 18 tahun, tidak masuk dalam daftar nominasi tahun ini. Hal ini dikarenakan aturan Golden Boy yang melarang pemain memenangkan penghargaan lebih dari satu kali.


Desire Doue Jadi Favorit Utama

Nama Desire Doue dari Paris Saint-Germain menjadi kandidat terkuat untuk meraih trofi Golden Boy 2025. Penyerang muda asal Prancis ini tampil luar biasa musim lalu dengan 16 gol dan 16 assist, membantu PSG menjuarai Ligue 1 sekaligus Liga Champions.

Doue bahkan mencetak dua gol di partai final melawan Inter Milan, menjadikannya simbol generasi emas baru Les Parisiens.

Rekan setimnya, Warren Zaïre-Emery, juga masuk daftar nominasi dan dipandang sebagai pesaing serius. Dari Spanyol, ada Pau Cubarsí (Barcelona) serta dua pemain Real Madrid, Dean Huijsen dan Arda Güler, yang turut menjadi calon bintang muda terbaik Eropa.


Dominasi Premier League

Liga Inggris kembali menunjukkan kekuatannya dalam melahirkan talenta muda. Sebanyak sembilan pemain Premier League masuk dalam daftar 25 besar:

  • Arsenal: Myles Lewis-Skelly, Ethan Nwaneri
  • Chelsea: Jorrel Hato, Estevao
  • Tottenham Hotspur: Lucas Bergvall, Archie Gray
  • Manchester United: Leny Yoro
  • Manchester City: Nico O’Reilly

Estevao, pemain asal Brasil, bahkan dijuluki sebagai “The Next Neymar”. Sementara Lucas Bergvall dan Archie Gray tampil gemilang membawa Spurs menjuarai Liga Europa di bawah asuhan Ange Postecoglou.


Wild Card: Adik Jude Bellingham Masuk Daftar

Selain 20 nama utama, panitia menambahkan lima pemain dengan status Wild Card, kandidat tambahan yang dianggap layak mendapat perhatian.

Salah satunya adalah Jobe Bellingham (Borussia Dortmund), adik dari Jude Bellingham yang kini bersinar di Real Madrid. Empat nama Wild Card lainnya:

  • Rodrigo Mora (River Plate)
  • Giovanni Leoni (Venezia)
  • Ousmane Diomande (Sporting CP)
  • Bilal El Khannouss (Genk)


Daftar Lengkap Nominasi Golden Boy 2025

Nominasi Utama:

  1. Pau Cubarsí (Barcelona)
  2. Desire Doue (Paris Saint-Germain)
  3. Dean Huijsen (Real Madrid)
  4. Kenan Yildiz (Juventus)
  5. Myles Lewis-Skelly (Arsenal)
  6. Warren Zaire-Emery (Paris Saint-Germain)
  7. Arda Güler (Real Madrid)
  8. Franco Mastantuono (Real Madrid)
  9. Ethan Nwaneri (Arsenal)
  10. Jorrel Hato (Chelsea)
  11. Geovany Quenda (Sporting CP)
  12. Estevao (Chelsea)
  13. Leny Yoro (Manchester United)
  14. Senny Mayulu (Paris Saint-Germain)
  15. Nico O’Reilly (Manchester City)
  16. Eliesse Ben Seghir (Bayer Leverkusen)
  17. Victor Froholdt (Porto)
  18. Lucas Bergvall (Tottenham Hotspur)
  19. Archie Gray (Tottenham Hotspur)
  20. Mamadou Sarr (Strasbourg)

Wild Card:

  1. Jobe Bellingham (Borussia Dortmund)
  2. Rodrigo Mora (River Plate)
  3. Giovanni Leoni (Venezia)
  4. Ousmane Diomande (Sporting CP)
  5. Bilal El Khannouss (Genk)

Dengan daftar ini, persaingan Golden Boy 2025 dipastikan akan sengit, dengan Desire Doue menjadi favorit utama, tetapi banyak talenta muda lain yang siap mengejutkan Eropa. Baca juga, Berita Lengkap Seputar Dunia Sepak Bola.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %