Hasil Arsenal vs Brighton: Meriam London Booking Satu Tempat di Perempat Final Carabao Cup

0 0
Read Time:3 Minute, 54 Second

Arsenal vs Brighton, Arsenal berhasil memastikan satu tempat di babak perempat final Carabao Cup 2025/2026 setelah mengalahkan Brighton & Hove Albion dengan skor meyakinkan 2-0. Laga yang berlangsung di Emirates Stadium, London, itu menampilkan performa solid dari pasukan Mikel Arteta, terutama di babak kedua ketika dua gol kemenangan berhasil mereka cetak.

Dua pemain muda menjadi pembeda di pertandingan ini. Ethan Nwaneri membuka keunggulan Arsenal lewat golnya di menit ke-63, sementara Bukayo Saka memastikan kemenangan dengan gol kedua pada menit ke-75.

Hasil ini membuat The Gunners berhak melangkah ke perempat final dengan penuh percaya diri, sementara perjalanan Brighton harus terhenti di babak 16 besar turnamen bergengsi ini.


Babak Pertama: Brighton Tekan, Arsenal Bertahan Disiplin

Sejak awal laga, duel antara Arsenal dan Brighton sudah berlangsung dengan tempo tinggi. Mikel Arteta dan pelatih Brighton, Fabian Huerzler, sama-sama menurunkan kombinasi antara pemain muda dan beberapa pemain utama untuk menjaga keseimbangan antara rotasi dan kualitas permainan.

Menariknya, Brighton tampil lebih agresif di babak pertama meskipun bermain sebagai tim tamu. The Seagulls memegang inisiatif serangan dan menekan lini pertahanan Arsenal dengan pressing tinggi.

Beberapa peluang sempat mereka ciptakan melalui Rutter dan Kostoulas, namun penjaga gawang Arsenal, Kepa Arrizabalaga, tampil sigap menepis ancaman.

Di sisi lain, Arsenal sempat kesulitan mengembangkan permainan di 20 menit awal. Lini tengah yang diisi Norgaard, Merino, dan Eze masih mencari ritme permainan. Namun seiring berjalannya waktu, The Gunners mulai bangkit dan mengimbangi tempo permainan tim tamu.

Arsenal menciptakan peluang terbaik melalui Dowman yang melakukan tembakan jarak jauh, namun masih bisa diamankan oleh kiper Brighton, Jason Steele.

Hingga babak pertama berakhir, kedua tim saling berbalas serangan, namun skor tetap 0-0 tanpa gol tercipta.


Babak Kedua: Nwaneri dan Saka Jadi Pembeda

Memasuki babak kedua, Arsenal tampil lebih hidup dan dominan. Perubahan instruksi dari Arteta terlihat jelas: mereka lebih berani menekan dan bermain lebih cepat dalam membangun serangan.

Tekanan tinggi itu akhirnya membuahkan hasil di menit ke-63. Pemain muda berbakat Ethan Nwaneri berhasil memecah kebuntuan setelah memanfaatkan umpan pendek dari Lewis-Skelly. Dengan ketenangan luar biasa, Nwaneri melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu dijangkau Steele. Arsenal unggul 1-0.

Gol tersebut memicu semangat tuan rumah untuk terus menyerang. Brighton mencoba merespons dengan meningkatkan intensitas permainan, namun justru membuat lini belakang mereka terbuka.

Pada menit ke-75, Bukayo Saka menggandakan keunggulan. Bermula dari tembakan Harriman-Annous yang ditepis oleh kiper, bola muntah langsung disambar Saka dengan tembakan melengkung yang indah. Bola bersarang ke pojok gawang dan membuat Emirates Stadium bergemuruh.

Setelah unggul dua gol, Arsenal tampil lebih tenang. Brighton mencoba membalas lewat kombinasi De Cuyper dan Tzimas, namun upaya mereka masih bisa dipatahkan oleh lini belakang The Gunners yang dipimpin oleh Ben White dan Hincapie.

Hingga peluit panjang dibunyikan, skor tetap 2-0 untuk kemenangan Arsenal. Hasil ini sekaligus memperpanjang tren positif mereka di berbagai kompetisi musim ini.


Performa Gemilang Pemain Muda Arsenal

Salah satu sorotan utama di laga ini adalah performa luar biasa dari Ethan Nwaneri. Pemain berusia 17 tahun itu tampil percaya diri, tidak hanya mencetak gol pembuka tetapi juga menjadi motor serangan dari lini tengah.

Selain Nwaneri, Lewis-Skelly juga tampil solid dengan kontribusi assist dan kontrol permainan yang matang. Keduanya menunjukkan bahwa proyek regenerasi yang dibangun Arteta berjalan sangat baik.

Sementara itu, Bukayo Saka kembali menunjukkan kelasnya sebagai pemain kunci. Meski sempat diistirahatkan di awal laga, kehadirannya di babak kedua langsung memberikan dampak nyata.


Statistik Pertandingan: Arsenal vs Brighton

Statistik Arsenal Brighton
Gol 2 0
Total Tembakan 13 17
Tembakan Tepat Sasaran 5 6
Penguasaan Bola 51% 49%
Pelanggaran 8 10
Offside 4 3

Statistik menunjukkan pertandingan berlangsung seimbang. Brighton unggul dalam jumlah tembakan, namun efektivitas Arsenal jauh lebih baik. Pertahanan yang disiplin dan finishing yang tajam menjadi kunci kemenangan tuan rumah.


Susunan Pemain Kedua Tim

Arsenal (4-3-3):
Kepa; Lewis-Skelly, Hincapie, Mosquera, White; Norgaard, Merino, Eze; Nwaneri, Dowman, Harriman-Annous
Pelatih: Mikel Arteta

Brighton (3-4-2-1):
Steele; Boscagli, Coppola, van Hecke; De Cuyper, Gomez, Baleba, Kadioglu; Rutter, Kostoulas; Tzimas
Pelatih: Fabian Huerzler


Arsenal Kembali di Jalur Juara

Kemenangan ini bukan hanya tiket ke perempat final, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa Arsenal kembali konsisten di semua ajang. Arteta berhasil menjaga keseimbangan antara rotasi pemain dan performa tim utama.

Dengan kombinasi pemain muda yang haus pengalaman dan pemain senior yang berpengalaman, Arsenal tampak siap melangkah lebih jauh di Carabao Cup 2025/2026.

Fans The Gunners tentu berharap momentum ini bisa berlanjut di kompetisi lainnya, termasuk Premier League dan Liga Champions, di mana Arsenal juga masih bersaing di papan atas.


Kesimpulan:
Arsenal vs Brighton, Arsenal tampil efektif dan disiplin untuk menyingkirkan Brighton dengan skor 2-0 di Emirates Stadium. Gol dari Ethan Nwaneri dan Bukayo Saka memastikan langkah The Gunners ke babak perempat final Carabao Cup. Kemenangan ini menegaskan kekuatan kedalaman skuad Mikel Arteta serta potensi besar generasi muda Arsenal di masa depan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Lamine Yamal Panaskan El Clasico: Sebut Real Madrid Sebagai Maling!

0 0
Read Time:2 Minute, 15 Second

Lamine Yamal Panaskan El Clasico dengan Komentar Pedas

Barcelona kembali mencuri perhatian jelang laga panas El Clasico melawan Real Madrid akhir pekan ini. Bukan karena taktik atau kondisi pemain, melainkan karena komentar pedas Lamine Yamal yang membuat situasi semakin panas dan penuh kontroversi.

Pemain berusia 18 tahun itu secara terbuka menyebut Real Madrid sebagai tim yang “mencuri dan mengeluh.” Komentar ini sontak menyulut perdebatan di kalangan fans dan media Spanyol hanya beberapa hari sebelum Barcelona bertandang ke Santiago Bernabéu, pada Minggu (26/10) malam WIB.

Dengan tensi rivalitas antara kedua klub yang memang sudah tinggi, ucapan Yamal itu seperti menyiram bensin ke api rivalitas abadi El Clasico.


Olok-Olok Lamine Yamal untuk Real Madrid

Dalam wawancara yang tayang di kanal YouTube Kings League, Lamine Yamal menuduh Real Madrid “mencuri dan mengeluh”. Ucapan ini dianggap sebagai sindiran terhadap rekor buruk Los Blancos dalam beberapa pertemuan terakhir melawan Barcelona.

Ketika ditanya tentang kontroversi wasit yang sempat membuat Presiden Barcelona, Joan Laporta, menyinggung adanya “pihak ketiga” yang ikut campur di La Liga, Yamal menjawab dengan nada sinis:

“Ya, mereka mencuri, mereka mengeluh, mereka melakukan berbagai hal.”

Ketika diminta klarifikasi, Yamal hanya menimpali dengan senyum dan berkata, “Sial, lihat saja.”
Komentar itu pun viral di media sosial dan memicu reaksi keras dari para pendukung Real Madrid.


Ronald Araujo Pasang Badan untuk Lamine Yamal

Di tengah sorotan publik dan kontroversi yang memanas, bek tangguh Ronald Araujo tampil memberikan pembelaan terhadap rekan mudanya tersebut. Dalam wawancara bersama Movistar+, Araujo menegaskan bahwa Yamal tetap profesional dan fokus berlatih.

“Lamine Yamal sangat profesional. Dia berlatih dengan baik, dan apa yang dia lakukan dalam pertandingan, dia juga lakukan dalam latihan. Dia berlari, dia mencetak gol,” ujar Araujo.

Pemain asal Uruguay itu juga menilai publik terlalu berlebihan dalam menyoroti kehidupan pribadi sang wonderkid.

“Ada banyak perdebatan di luar lapangan, tetapi yang terpenting adalah apa yang dia lakukan di lapangan. Dia masih muda dan menghadapi banyak tekanan karena dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia,” tegas Araujo.


Rivalitas Abadi yang Tak Pernah Padam

El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona selalu menjadi panggung penuh emosi, gengsi, dan sejarah panjang persaingan dua kekuatan terbesar di sepak bola Spanyol.

Pernyataan Lamine Yamal menambah bumbu panas jelang laga yang selalu ditunggu oleh jutaan penggemar di seluruh dunia. Terlepas dari kontroversi yang ada, El Clasico kali ini diyakini akan menghadirkan pertandingan penuh tensi tinggi dan aksi spektakuler di atas lapangan.


Kesimpulan

Lamine Yamal kembali membuktikan bahwa dirinya bukan hanya pemain muda berbakat, tetapi juga sosok yang berani bersuara. Namun, komentarnya yang tajam menjelang El Clasico membuat atmosfer pertandingan semakin panas.

Kini, semua mata tertuju ke Santiago Bernabéu — apakah Yamal mampu membuktikan kata-katanya di lapangan, atau justru komentar itu akan menjadi bumerang bagi Barcelona?

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Skor Barcelona vs Olympiakos 6-1: Marcus Rashford yang Terlahir Kembali Bersama Blaugrana

0 0
Read Time:4 Minute, 38 Second

Barcelona vs Olympiakos, Barcelona kembali menunjukkan superioritasnya di panggung Eropa. Pada laga ketiga fase grup Liga Champions 2025/2026, tim asuhan Hansi Flick tampil luar biasa dengan kemenangan telak 6-1 atas Olympiakos, Selasa (21/10/2025) malam WIB di Estadi Olímpic Lluis Companys.
Namun, sorotan utama tidak lain tertuju kepada Marcus Rashford, pemain pinjaman dari Manchester United yang tampil luar biasa dengan mencetak dua gol dan berperan besar dalam pesta gol Barcelona.

Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin bagi Blaugrana, melainkan simbol dari kelahiran kembali Rashford—seorang pemain yang sempat tersesat di Old Trafford namun kini kembali menemukan kebahagiaannya di Catalunya.


Ketajaman Marcus Rashford di Liga Champions

Barcelona vs Olympiakos, Marcus Rashford seolah menikmati setiap menit di bawah arahan Hansi Flick. Penyerang asal Inggris tersebut mencetak brace (dua gol) ke gawang Olympiakos, yang sekaligus menjadi brace keduanya di Liga Champions musim ini.

Sebelumnya, Rashford juga tampil tajam saat Barcelona mengalahkan Newcastle, di mana ia turut mencetak dua gol dan satu assist. Dengan tambahan kontribusi di laga ini, Rashford kini memuncaki daftar pemain dengan keterlibatan gol terbanyak (5) di kompetisi elit Eropa musim 2025/2026.

“Senang bisa mencetak dua gol, dan Fermin dengan hat-tricknya, ini adalah performa yang luar biasa dari tim,” ujar Rashford melalui kanal resmi Barcelona.
“Kami puas dengan hasil ini dan akan terus berjuang di pertandingan berikutnya,” tambahnya penuh percaya diri.

Statistik impresif tersebut menunjukkan bahwa Rashford bukan hanya sekadar pemain pinjaman, tetapi sosok yang menjadi motor serangan baru bagi Blaugrana.


Target Pribadi Rashford yang Ambisius

Rashford tidak hanya kembali menemukan ketajamannya dalam mencetak gol, tetapi juga menunjukkan perubahan besar dalam mentalitasnya. Menurut laporan media Spanyol, sang pemain kini menargetkan untuk menjadi kreator utama Barcelona dengan ambisi mencatat 30 hingga 40 assist sepanjang musim.

Target ini tergolong sangat tinggi, mengingat dalam tiga musim terakhir bersama Manchester United, Rashford hanya mencatat total 27 assist.
Namun, di bawah sistem permainan Hansi Flick yang menekankan kombinasi cepat dan serangan sayap dinamis. Rashford tampak semakin matang dalam membaca permainan dan menciptakan peluang.

Perubahan mindset ini menjadi indikasi bahwa Rashford kini lebih dewasa secara mental dan profesional. Ia tidak lagi hanya mengandalkan kecepatan dan naluri mencetak gol, tetapi juga menjadi pemain yang lebih komplet di lini depan Barcelona.


Menemukan Kembali Kehidupan di Catalunya

Performa luar biasa Rashford di Spanyol menjadi bukti bahwa perubahan lingkungan bisa membangkitkan kembali karier seorang pemain. Di Barcelona, ia tampak lebih rileks, fokus, dan menikmati sepak bola yang ia mainkan.

Sebelumnya, karier Rashford di Manchester United sempat mengalami penurunan drastis. Ia gagal beradaptasi dengan gaya bermain manajer baru, Ruben Amorim, serta kerap menjadi sasaran kritik karena inkonsistensi performa.
Rashford pun sempat mengungkapkan bahwa “lingkungan yang tidak stabil” di Old Trafford membuatnya sulit berkembang secara maksimal.

Kepindahannya ke Barcelona menjadi titik balik. Dengan dukungan pelatih yang percaya pada kemampuannya dan atmosfer sepak bola yang lebih positif, Rashford kini terlihat lebih bahagia dan produktif.
Bahkan, para penggemar Blaugrana mulai menyebutnya sebagai “The New Henry” karena gaya bermainnya yang eksplosif dari sisi kiri.


Kritik Tajam dari Roy Keane

Meski kini bersinar di Spanyol, Rashford tidak lepas dari kritik pedas dari legenda Manchester United, Roy Keane. Eks kapten Setan Merah itu menilai Rashford merupakan bagian dari masalah besar yang dialami klub lamanya.

Menurut Keane, Rashford seharusnya menjadi sosok yang memberikan contoh bagi pemain muda United. Namun, yang terlihat justru sebaliknya: performa yang tidak konsisten dan sikap yang kerap mengecewakan.

“Sebagai pemain senior, dia seharusnya menetapkan standar dan menunjukkan seperti apa rasanya menjadi pemain Manchester United,” tegas Keane.
“Namun itu tidak terlihat. Sekarang dia punya kesempatan baru di Spanyol dan bersama tim nasional Inggris, semoga dia bisa membuktikan diri.”

Ucapan Keane ini seolah menjadi cambuk bagi Rashford untuk terus berkembang. Dan melihat performanya di Barcelona sejauh ini, tampaknya Rashford benar-benar menjawab kritik tersebut dengan kerja keras dan performa nyata di lapangan.


Masalah Bahasa Tubuh yang Jadi Sorotan

Salah satu hal yang paling sering disorot oleh publik terhadap Rashford adalah bahasa tubuhnya di lapangan. Ia kerap tertangkap kamera terlihat kurang bersemangat, enggan menekan lawan, atau lambat dalam membantu pertahanan.

Roy Keane pun menyoroti hal ini dengan cukup tajam.

“Tidak ada yang meragukan bakat Rashford. Tapi yang membuat fans frustrasi adalah bahasa tubuhnya — terkadang terlihat malas, tidak berlari kembali, atau tidak melakukan pressing dengan benar,” ungkapnya.

Namun, di Barcelona, masalah itu nyaris tidak terlihat. Rashford tampak jauh lebih aktif, agresif dalam pressing, dan berperan besar dalam sistem transisi cepat yang diterapkan Hansi Flick.
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan yang tepat mampu memunculkan sisi terbaik seorang pemain.


Menuju El Clasico: Ujian Sejati Rashford

Setelah tampil gemilang di Liga Champions, Rashford kini dihadapkan pada tantangan yang lebih besar: El Clasico. Akhir pekan nanti, Barcelona akan bertandang ke Santiago Bernabeu untuk menghadapi Real Madrid — laga yang akan menjadi debut El Clasico bagi Rashford.

Pertandingan tersebut akan menjadi panggung pembuktian sejati bagi pemain berusia 27 tahun itu. Apabila ia mampu tampil menonjol di laga terbesar dunia sepak bola Spanyol ini, maka kebangkitannya akan terasa semakin lengkap.

Rashford tidak hanya punya kesempatan untuk menegaskan statusnya sebagai bintang baru Barcelona, tetapi juga untuk membuktikan kepada publik Inggris dan fans Manchester United bahwa ia belum habis.


Kesimpulan

Barcelona vs Olympiakos, kemenangan Barcelona atas Olympiakos bukan hanya pesta gol, tetapi juga simbol kebangkitan Marcus Rashford.
Dari pemain yang kehilangan arah di Old Trafford, kini ia menjelma menjadi sosok vital di skuad Blaugrana. Dengan semangat baru, target ambisius, dan dukungan penuh dari Hansi Flick, Rashford tampaknya siap menulis babak baru dalam kariernya.

Jika performa ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Barcelona akan mempermanenkan jasanya — dan Rashford akan benar-benar “lahir kembali” sebagai bintang besar di tanah Catalunya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Mengapa Lamine Yamal Tidak Masuk Nominasi Golden Boy 2025?

0 0
Read Time:2 Minute, 2 Second

Daftar nominasi Golden Boy 2025 telah resmi diumumkan pada Rabu lalu. Namun, satu nama besar yang mencuri perhatian justru tidak muncul dalam daftar tersebut: Lamine Yamal. Bintang muda Barcelona ini absen dari nominasi meskipun dianggap sebagai salah satu pesepakbola terbaik dunia saat ini.

Yamal baru berusia 18 tahun pada musim panas lalu, namun sudah finis di posisi kedua dalam pemilihan Ballon d’Or 2025, sebuah pencapaian luar biasa bagi pemain seumurannya. Banyak pihak menilai ia layak menjadi pemenang.

Meski demikian, namanya tidak muncul dalam daftar kandidat Golden Boy terbaru. Ternyata, Golden Boy memiliki aturan yang sangat jelas dan tegas.


Aturan “Satu Kali Menang” Golden Boy

Golden Boy adalah penghargaan yang diselenggarakan oleh media Italia, Tuttosport, dan dinilai oleh jurnalis dari berbagai media besar Eropa. Syarat utama pemain yang bisa masuk nominasi adalah:

  • Berusia di bawah 21 tahun
  • Bermain di kompetisi kasta tertinggi Eropa

Namun, ada satu aturan penting yang sering terlupakan: setiap pemain hanya bisa memenangkan Golden Boy satu kali dalam kariernya. Yamal, yang telah memenangkan penghargaan pada 2024, otomatis tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk nominasi tahun ini.

Aturan ini dibuat untuk memastikan penghargaan tidak didominasi satu pemain saja. Meski menimbulkan perdebatan, sebagian pihak menilai sistem ini adil karena memberi kesempatan bagi talenta muda lain untuk mendapatkan pengakuan.


Kopa Trophy: Panggung Baru Yamal

Meski tidak bisa bersaing di ajang Golden Boy, Yamal masih memiliki panggung lain untuk menegaskan dominasinya. Ia baru saja memenangkan Kopa Trophy, versi penghargaan pemain muda di bawah payung Ballon d’Or, dua kali berturut-turut pada 2024 dan 2025.

Berbeda dengan Golden Boy, Kopa Trophy tidak membatasi pemenangnya hanya satu kali. Dengan demikian, Yamal masih berpeluang menambah koleksi trofi tersebut selama beberapa tahun ke depan.

Dengan usia yang baru akan melewati batas 21 tahun setelah musim 2027/2028, Yamal secara teori bisa mengoleksi hingga lima Kopa Trophy, menorehkan sejarah sebagai pemain muda paling dominan di generasinya.


Daftar Lengkap Nominasi Golden Boy 2025

  1. Jobe Bellingham (Borussia Dortmund)
  2. Rodrigo Mora (Porto)
  3. Giovanni Leoni (Liverpool)
  4. Francesco Pio Esposito (Inter Milan)
  5. Aleksandar Stankovic (Club Brugge)
  6. Pau Cubarsi (Barcelona)
  7. Desire Doue (PSG)
  8. Dean Huijsen (Real Madrid)
  9. Kenan Yildiz (Juventus)
  10. Myles Lewis-Skelly (Arsenal)
  11. Warren Zaire-Emery (PSG)
  12. Arda Guler (Real Madrid)
  13. Franco Mastantuono (Real Madrid)
  14. Ethan Nwaneri (Arsenal)
  15. Jorrel Hato (Chelsea)
  16. Geovany Quenda (Sporting)
  17. Estevao (Chelsea)
  18. Leny Yoro (Manchester United)
  19. Senny Mayulu (PSG)
  20. Nico O’Reilly (Manchester City)
  21. Eliesse Ben Seghir (Bayer Leverkusen)
  22. Victor Froholdt (Porto)
  23. Lucas Bergvall (Tottenham)
  24. Archie Gray (Tottenham)
  25. Mamadou Sarr (Strasbourg)
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Daftar Lengkap Nominasi Golden Boy 2025: Desire Doue Jadi Unggulan Utama

0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

Ajang penghargaan Golden Boy 2025 resmi merilis daftar 25 pemain muda terbaik Eropa. Penghargaan bergengsi ini menyoroti pesepak bola berusia di bawah 21 tahun yang tampil menonjol di liga-liga top Eropa sepanjang tahun kalender.

Golden Boy pertama kali diperkenalkan oleh media Italia, Tuttosport, pada tahun 2003. Sejak itu, penghargaan ini menjadi barometer lahirnya bintang-bintang masa depan sepak bola dunia, mulai dari Lionel Messi, Wayne Rooney, Kylian Mbappe, Erling Haaland, Jude Bellingham, hingga Lamine Yamal, peraih edisi terakhir.

Menariknya, Lamine Yamal, yang kini berusia 18 tahun, tidak masuk dalam daftar nominasi tahun ini. Hal ini dikarenakan aturan Golden Boy yang melarang pemain memenangkan penghargaan lebih dari satu kali.


Desire Doue Jadi Favorit Utama

Nama Desire Doue dari Paris Saint-Germain menjadi kandidat terkuat untuk meraih trofi Golden Boy 2025. Penyerang muda asal Prancis ini tampil luar biasa musim lalu dengan 16 gol dan 16 assist, membantu PSG menjuarai Ligue 1 sekaligus Liga Champions.

Doue bahkan mencetak dua gol di partai final melawan Inter Milan, menjadikannya simbol generasi emas baru Les Parisiens.

Rekan setimnya, Warren Zaïre-Emery, juga masuk daftar nominasi dan dipandang sebagai pesaing serius. Dari Spanyol, ada Pau Cubarsí (Barcelona) serta dua pemain Real Madrid, Dean Huijsen dan Arda Güler, yang turut menjadi calon bintang muda terbaik Eropa.


Dominasi Premier League

Liga Inggris kembali menunjukkan kekuatannya dalam melahirkan talenta muda. Sebanyak sembilan pemain Premier League masuk dalam daftar 25 besar:

  • Arsenal: Myles Lewis-Skelly, Ethan Nwaneri
  • Chelsea: Jorrel Hato, Estevao
  • Tottenham Hotspur: Lucas Bergvall, Archie Gray
  • Manchester United: Leny Yoro
  • Manchester City: Nico O’Reilly

Estevao, pemain asal Brasil, bahkan dijuluki sebagai “The Next Neymar”. Sementara Lucas Bergvall dan Archie Gray tampil gemilang membawa Spurs menjuarai Liga Europa di bawah asuhan Ange Postecoglou.


Wild Card: Adik Jude Bellingham Masuk Daftar

Selain 20 nama utama, panitia menambahkan lima pemain dengan status Wild Card, kandidat tambahan yang dianggap layak mendapat perhatian.

Salah satunya adalah Jobe Bellingham (Borussia Dortmund), adik dari Jude Bellingham yang kini bersinar di Real Madrid. Empat nama Wild Card lainnya:

  • Rodrigo Mora (River Plate)
  • Giovanni Leoni (Venezia)
  • Ousmane Diomande (Sporting CP)
  • Bilal El Khannouss (Genk)


Daftar Lengkap Nominasi Golden Boy 2025

Nominasi Utama:

  1. Pau Cubarsí (Barcelona)
  2. Desire Doue (Paris Saint-Germain)
  3. Dean Huijsen (Real Madrid)
  4. Kenan Yildiz (Juventus)
  5. Myles Lewis-Skelly (Arsenal)
  6. Warren Zaire-Emery (Paris Saint-Germain)
  7. Arda Güler (Real Madrid)
  8. Franco Mastantuono (Real Madrid)
  9. Ethan Nwaneri (Arsenal)
  10. Jorrel Hato (Chelsea)
  11. Geovany Quenda (Sporting CP)
  12. Estevao (Chelsea)
  13. Leny Yoro (Manchester United)
  14. Senny Mayulu (Paris Saint-Germain)
  15. Nico O’Reilly (Manchester City)
  16. Eliesse Ben Seghir (Bayer Leverkusen)
  17. Victor Froholdt (Porto)
  18. Lucas Bergvall (Tottenham Hotspur)
  19. Archie Gray (Tottenham Hotspur)
  20. Mamadou Sarr (Strasbourg)

Wild Card:

  1. Jobe Bellingham (Borussia Dortmund)
  2. Rodrigo Mora (River Plate)
  3. Giovanni Leoni (Venezia)
  4. Ousmane Diomande (Sporting CP)
  5. Bilal El Khannouss (Genk)

Dengan daftar ini, persaingan Golden Boy 2025 dipastikan akan sengit, dengan Desire Doue menjadi favorit utama, tetapi banyak talenta muda lain yang siap mengejutkan Eropa. Baca juga, Berita Lengkap Seputar Dunia Sepak Bola.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %